INTERAKSI SOSIAL
MAKALAH INI DI SUSUN UNTUK MEMENUHI
TUGAS MATA KULIAH BK SOSIAL
DOSEN PENGAMPU: CICI YULIA, M.Pd
Disusun oleh :
Kelompok 4
1.
Abdul
Rojak 1601015085
2.
Farah
Saphira 1601015101
3.
Sarwendah
Widdya Ningsih 1601015109
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya, sehingga
makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Sekolah di Lanjutan ini
dapat terselesaikan dengan baik tanpa suatu rintangan apapun.
Makalah
Bimbingan di Sekolah Lanjutan yang berjudul Perkembangan Masa Remaja Awal ini
kami susun sebagai pelengkap nilai tugas Bimbingan di Sekolah Lanjutan dan juga
memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih tentang Perkembangan Masa Remaja
Awal.
Kami
menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak kesalahan dan jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk
menyempurnakan makalah ini dimasa yang akan datang. Atas kurang lebihnya kami
mengucapkan terima kasih.
Jakarta, 15 Oktober 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Interaksi Sosial adalah hubungan
timbal balik anatara dua orang atau lebih, dan masing-masing orang yang
terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Interaksi sosial memiliki
syarat-syarat agar terjadinya proses interaksi sosial. Interaksi sosial
memiliki bentuknya masing-masing seperti bentuk asosiatif dan disosiatif.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
itu Interaksi Sosial?
2.
Bagaimana
konsep dasar interaksi sosial tersebut?
3.
Bagaimana
pola interaksi sosia?
4.
Apa
saja syarat-syarat interaksi sosial?
5.
Bagaimana
bentuk-bentuk interaksi sosial?
6.
Bagaimana
proses terjadinya interaksi sosial?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui konsep dasar dari interaksi sosial
2.
Untuk
mengetahui pola interaksi sosial
3.
Untuk
mengetahui syarat-syarat interaksi sosial
4.
Untuk
mengetahui bentuk-bentuk dan proses terjadinya interaksi sosial
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Konsep
dasar interaksi sosial
Interaksi Sosial adalah hubungan
timbal balik anatara dua orang atau lebih, dan masing-masing orang yang terlibat
di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga lebih dari
sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan terjadi
saling mempengaruhi.
Pengertian Interaksi Sosial Menurut
Para Ahli :
1. Pengertian
Interaksi Sosial Menurut Homans (dalam Ali, 2004: 87) mendefinisikan interaksi
sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang
terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu
tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya. Konsep yang dikemukakan
oleh Homans ini mengandung pengertian bahwa interaksi adalah suatu tindakan
yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi
tindakan individu lain yang menjadi pasangannya.
2. Pengertian
Interaksi sosial menurut Bonner (dalam Ali, 2004) merupakan suatu hubungan
antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi,
mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya.
3. Pengertian
Interaksi Sosial Menurut John Lewis Gilli
"Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial dinamis yang menyangkut hubungan antarindividu, antara individu dan kelompok, atau antar kelompok."
"Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial dinamis yang menyangkut hubungan antarindividu, antara individu dan kelompok, atau antar kelompok."
B.
Pola Interaksi Sosial
Pola
Interaksi Individu dengan Individu dalam mekanismenya, interaksi ini
dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan yang mengakibatkan munculnya beberapa
fenomena, seperti jarak sosial, perasaan simpati dan antipati, intensitas, dan
frekuensi interaksi. Jarak sosial sangat dipengaruhi oleh status dan peranan
sosial. Artinya, semakin besar perbedaan status sosial, semakin besar pula
jarak sosialnya, dan sebaliknya. Anda mungkin pernah menyaksikan “si kaya”
(bersifat superior) yang suka menjaga jarak dengan “si miskin” (bersifat
inferior) dalam pergaulan sehari-hari karena adanya perbedaan status sosial di
antara mereka. Apabila jarak sosial relatif besar, pola interaksi yang terjadi
cenderung bersifat vertikal, sebaliknya apabila jarak sosialnya kecil (tidak
tampak), hubungan sosialnya akan berlangsung secara horizontal. Simpati
seseorang didasari oleh adanya kesamaan perasaan dalam berbagai aspek
kehidupan. Sikap ini dapat pula diartikan sebagai perasaan kagum atau senang
terhadap orang lain ketika salah satu pihak melakukan sebuah tindakan ataupun
terjadi interaksi di antara keduanya. Adapun antipati muncul karena adanya
perbedaan penafsiran terhadap sesuatu sehingga menimbulkan perasaan yang
berbeda dengan pihak lain Dua orang saudara bisa saja tidak saling mengenal
akibat intensitas dan frekuensi interaksi di antara keduanya tidak ada atau
jarang sekali terjadi. Akan tetapi, dua orang yang baru berkenalan bisa saja
menjadi sahabat bahkan saudara karena intensitas dan frekuensi interaksinya
yang sering.
1. Pola
interaksi individu dengan individu
ditekankan pada
aspek-aspek individual, yang setiap perilaku didasarkan pada keinginan dan
tujuan pribadi, dipengaruhi oleh sosio-psikis pribadi, dan akibat dari hubungan
menjadi tanggung jawabnya. Contohnya, seseorang sedang tawar menawar barang
dengan pedagang di kaki lima; dua insan sedang berkasih-kasihan; orang-orang
bertemu di jalan dan saling menyapa. Untuk mengukur keakraban seseorang,
umumnya digunakan sosiometri seperti pada bagan berikut ini.
Gambar
1. Sosiometri.
Dari
sosiometri tersebut dapat diketahui beberapa hal berikut.
Makin sering seseorang bergaul dengan orang
lain, hubungannya akan semakin baik. Sebaliknya, makin sedikit atau jarang
bergaul ia akan terasing atau terisolasi.
Keintiman
seseorang sangat bergantung pada frekuensi dan intensitas nya melakukan
pergaulan. Dalam pergaulan, seseorang akan memilih atau menolak siapa yang akan
dijadikan temannya.
2. Pola
Interaksi Individu dengan Kelompok
Pola ini merupakan bentuk
hubungan antara individu dan individu sebagai anggota suatu kelompok yang
menggambarkan mekanisme kegiatan kelompoknya. Dalam hal ini, setiap perilaku
didasari kepentingan kelompok, diatur dengan tata cara yang ditentukan
kelompoknya, dan segala akibat dari hubungan merupakan tanggung jawab bersama.
Contohnya, hubungan antara ketua dengan anggotanya pada karang taruna tidak
dikatakan sebagai hubungan antar individu, tetapi hubungan antar individu
dengan kelompok sebab menggambarkan mekanisme kelompoknya. Pola interaksi
individu dengan kelompok memiliki beberapa bentuk ideal yang merupakan
deskripsi atau gambaran dari pola interaksi yang ada di masyarakat. Harold
Leavitt, menggambarkan terdapat empat pola interaksi ideal, yaitu pola
lingkaran, pola huruf X, pola huruf Y, dan pola garis lurus.
Gambar
2. Bentuk-Bentuk Pola Interaksi.
Pola
lingkaran merupakan pola interaksi yang menunjukkan adanya kebebasan dari
setiap anggota untuk berhubungan dengan pihak manapun dalam kelompoknya
(bersifat demokratis), baik secara vertikal maupun horizontal. Akan tetapi,
pola ini sulit dalam menentukan keputusan karena harus ditetapkan bersama. Pola
huruf X dan Y ditandai dengan terbatasnya hubungan antar anggota kelompok sebab
hubungan harus dilakukan melalui birokrasi yang kaku, tetapi mekanisme kelompok
mudah terkendali karena adanya pemimpin yang dapat menguasai dan mengatur
anggotanya walaupun dipaksakan. Pola
garis lurus hampir sama dengan pola huruf X dan Y, yang di dalamnya hubungan
antaranggota tidak dilakukan secara langsung atau melalui titik sentral. Akan
tetapi, pihak yang akan menjadi mediator dalam hubungan tersebut, bergantung
pada individu-individu yang akan berhubungan seperti pada pola lingkaran.
Terbatasnya hubungan antar anggota pada pola ini bukan karena otoritas
pemimpin, melainkan keterbatasan wawasan setiap anggota dalam berhubungan
karena adat istiadat dalam masya rakat. Oleh karena itu, pola garis lurus
biasanya menyangkut aspek-aspek kehidupan yang khusus.
3. Pola
Interaksi Kelompok dengan Kelompok
Hubungan ini mempunyai
ciri-ciri khusus berdasarkan pola yang tampak. Pola interaksi antarkelompok
dapat terjadi karena aspek etnis, ras, dan agama, termasuk juga di dalamnya
perbedaan jenis kelamin dan usia, institusi, partai, organisasi, dan lainnya. Misalnya,
kehidupan dalam masyarakat yang saling berbaur walaupun mereka berbeda agama,
etnis atau ras; rapat antar fraksi di DPR yang membahas tentang RUU. Di antara
berbagai pendekatan yang digunakan untuk mempelajari interaksi sosial, dijumpai
pendekatan yang dikenal dengan nama interaksionisme simbolik. Pendekatan ini
bersumber pada pemikiran George Herbert Mead.
C. Syarat
terjadinya Interaksi Sosial
Berdasarkan
pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dapat berlangsung jika memenuhi dua syarat di bawah ini, yaitu (p. 26) :
1. Kontak
sosial
Adalah hubungan antara
satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial,
dan masing - masing pihak saling bereaksi antara satu dengan yang lain meski
tidak harus bersentuhan secara fisik.
2. Komunikasi
Artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain.
D. Bentuk-bentuk
interaksi sosial
1. Interaksi
Sosial Asosiatif
adalah bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerja
sama. Pembagiannya :
a. Kerja
sama (cooperation)
bentuk utama dari proses interaksi
sosial karena pada dasarnya interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang
bertujuan untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan bersama. 4 macam kerjasama
:
1) Kerja
sama spontan (spontaneous cooperation): kerjasama yang timbul secara spontan.
2) Kerja
sama langsung (directed cooperation): kerjasama karena adanya perintah
atasan/penguasa.
3) Kerja
sama kontrak (contractual cooperation): kerjasama yang berlangsung atas dasar
ketentuan tertentu yang disetujui dalam jangka waktu tertentu.
4) Kerja
sama tradisional (traditional cooperation): kerjasama karena sistem tradisi
yang kondusif.
b. Akomodasi
(accomodation)
proses penyesuaian sosial
dalam interaksi antarindividu dan antarkelompok untuk meredakan pertentangan.
Tujuan akomodasi :
1) mengurangi
perbedaan pandangan, pertentangan politik, atau permusuhan antarsuku atau
antarnegara.
2) mencegah
terjadinya ledakan konflik yang mengarah pada benturan fisik.
3) mengupayakan
terjadinya akomodasi di antara masyarakat yang dipisahkan oleh sistem kelas
atau kasta.
4) mengupayakan
terjadinya proses pembauran atau asimilasi di antara kelompok kesukuan atau
ras.
c. Asimilasi
(assimilation)
proses ke arah peleburan
kebudayaan sehingga masing-masing pihak merasakan adanya kebudayaan tunggal
sebagai milik bersama.
d. Akulturasi
(acculturation)
proses sosial yang timbul akibat suatu
kebudayaan menerima unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.
2.
Interaksi Sosial Disosiatif
adalah bentuk interaksi sosial yang
menghasilkan perpecahan.
Pembagiannya :
a. Persaingan
(competition)
perjuangan yang dilakukan
perorangan atau kelompok sosial tertentu agar memperoleh kemenangan atau hasil
secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik.
b. Kontraversi
bentuk proses sosial yang
berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik.
Bentuk-bentuk
kontraversi :
1) kontraversi
umum : penolakan, keengganan, pengacauan rencana, & kekerasan.
2) kontraversi
sederhana : memaki, mencerca, memfitnah, & menyangkal pihak lain.
3) kontraversi intensif : penghasutan, penyebaran
desas-desus, & mengecewakan pihak lain.
4) kontraversi
rahasia : mengumumkan rahasia pihak lain & berkhianat.
5) kontraversi
taktis : intimidasi, provokasi, & membingungkan pihak lawan.
c. Pertentangan
/ Konflik Sosial
proses sosial
antarperorangan atau kelompok masyarakat tertentu akibat adanya perbedaan paham
dan kepentingan yang sangat mendasar sehingga menimbulkan adanya semacam jurang
pemisah diantara mereka.
E. Proses
interaksi sosial
1.
Proses sosial asosiatif
Interaksi sosial
asosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerjasama. Ada
beberapa bentuk interaksi sosial asosiatif, antara lain sebagai berikut:
Proses sosial asosiatif dibedakan tiga :
a. Kerjasama
(Cooperation)
Kerjasama merupakan
bentuk utama dari proses interaksi sosial karena pada dasarnya interaksi sosial
yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang bertujuan untuk memenuhi
kepentingan atau kebutuhan bersama.
1) Pengertian
Kerjasama menurut Roucek dan Warren adalah bekerja bersama-sama untuk mencapai
tujuan bersama. Dalam hal ini adanya pembagian tugas yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan bersama.
2) Menurut
Charles Horton Cooley, kerjasama terjadi apabila orang menyadari bahwa mereka
mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan
mempunyai kesadaran untuk bekerjasama dalam mencapai kepentingan-kepentingan
mereka
3) Hal-hal
yang mendorong terjadinya kerjasama :
a) Adanya
orientasi perorangan terhadap kelompok sendiri.
b) Adanya
ancaman dari luar (musuh bersama) yang mengancam ikatan kesetiaan yang secara
tradisional telah tertanam dalam kelompok.
c) Adanya
rintangan dari luar untuk mencapai cita-cita kelompok yang mengakibatkan
kekecewaan para anggota.
d) Kelompok
merasa tersinggung atau dirugikan dalam hal sistem kepercayaan.
e) Mencari
keuntungan pribadi.
f) Menolong
orang lain.
4) Jenis-jenis
kerjasama yang terdapat dalam masyarakat :
a) Tradition
Cooperation (kerjasama tradisional)
Kerjasama yang bersifat
tradisi atau kebiasaan.
b) Spontanneus
Cooperation (kerjasama spontan)
Kerjasama yang terbentuk
secara tiba-tiba tanpa adanya perintah atau tekanan dari pihak lain.
c) Directed
Cooperation (kerjasama langsung)
Kerjasama yang terbentuk
karena ada perintah langsung dari atasan.
d) Contractual
Cooperation (kerjasama kontrak)
Kerjasama yang terjadi
berdasarkan suatu kontrak atau perjanjian tertentu.
5) Dalam
pelaksanaannya, kerjasama memiliki 4 bentuk :
a) Bargaining
Yaitu suatu perjanjian
mengenai tawar menawar atau pertukaran barang dan jasa antar individu atau
antar kelompok.
b) Cooptation
Yaitu suatu proses
penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam
suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari kekacauan.
c) Coalition
Yaitu kombinasi antar dua
organisasi atau lebih yang mempunyai tujuantujuan yang sama.
d) Joint
Venture
Kerjasama dalam
pengusahaan proyek-proyek tertentu dengan perjanjian pembagian keuntungan
menurut porsi masing-masing yang disepakati.
b. Akomodasi
(Accomodation)
Akomodasi merupakan proses
penyesuaian sosial dalam interaksi antar individu dan antar kelompok untuk
meredakan pertentangan.
1) Akomodasi
mempunyai dua aspek pengertian :
a) Upaya
untuk mencapai penyelesaian suatu konflik atau pertikaian. Jadi pengertian ini
mengarah kepada prosesnya.
b) Keadaan
atau kondisi selesainya suatu konflik atau pertikaian tersebut. Jadi mengarah
kepada suatu kondisi berakhirnya pertikaian.
Akomodasi didahului oleh adanya dua kelompok
atau lebih yang saling bertikai. Masing-masing kelompok dengan kemauannya
sendiri berusaha untuk berakomodasi menghilangkan gap atau barier yang menjadi
pangkal pertentangan sehingga konfliknya mereda. Sebagai hasil akhir dari akomodasi ini, idealnya akan menjadi
asimilasi diantara kelompok-kelompok yang bertikai tadi.
2) Tujuan-tujuan
melakukan akomodasi adalah :
a) Mengurangi
terjadinya peselisihan kelompok-kelompok yang berselisih
b) Mencegah
sementara meluasnya atau meledaknya perselisihan.
c) Memungkinkan
terwujudnya kerjasama antara kelompok-kelompok yang terpisah
d) Usaha
peleburan bagi kelompok-kelompok yang terpisah.
c. Asimilasi
(Assimilation)
Asimilasi merupakan
proses ke arah peleburan kebudayaan, sehingga masing-masing pihak merasakan
adanya kebudayaan tunggal sebagai milik bersama.
1) Asimilasi
akan terjadi apabila :
a) ada
perbedaan kebudayaan antara kedua belah pihak.
b) ada
interaksi intensif antara kedua belah pihak.
c) ada
proses saling menyesuaikan.
2) Beberapa
faktor yang dapat mempermudah terjadinya asimilasi adalah sebagai berikut :
a) Sikap
dan kesediaan saling bertoleransi.
b) Sikap
menghargai orang asing dan kebudayaannya.
c) Adanya
kesempatan di bidang ekonomi yang seimbang.
d) Keterbukaan
golongan penguasa.
e) Adanya
kesamaan dalam berbagai unsur budaya.
f) Perkawinan
campuran.
g) Adanya
musuh bersama dari luar.
3) Beberapa
faktor yang menghambat asimilasi, antara lain :
a) Adanya
isolasi kebudayaan dari salah satu kebudayaan kelompok.
b) Minimnya
pengetahuan dari salah satu kebudayaan kelompok atas kebudayaan kelompok lain.
c) Ketakutan
atas kekuatan kebudayaan kelompok lain.
d) Perasaan
superioritas atas kebudayaan kelompok tertentu.
e) Adanya
perbedaan ciri-ciri badaniah.
f) Adanya
perasaan in-group yang kuat.
g) Adanya
diskriminasi.
h) Adanya
perbedaan kepentingan antar kelompok.
d. Akulturasi
(Acculturation)
Akulturasi atau culture
contact (kontak kebudayaan) merupakan proses sosial yang timbul akibat suatu
kebudayaan menerima unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.
2. Interaksi
Sosial Disosiatif
Interaksi sosial
disosiatif merupakan bentuk interaksi yang menghasilkan sebuah perpecahan.
a. Ada
beberapa bentuk interaksi sosial disosiatif, antara lain sebagai berikut :
1) Persaingan
adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu
agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan
ancaman atau benturan fisik. Konsepsi tersebut merupakan definisi persaingan
dalam arti persaingan yang “sehat”, dengan pola main yang wajar. Dalam
kenyataan masyarakat, terutama dalam bidang bisnis dan politik, sering kita
temukan pola persaingan bebas yang “tidak sehat” dengan menghalalkan segala
cara demi tercapainya kemenangan.
2) Kontravensi
Kontravensi adalah bentuk
proses sosial yang berada diantara persaingan dan pertentangan atau konflik.
Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi
maupun secara terang-terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok
maupun terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat
berubah menjadi kebencian, tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau
konflik.
b. Adapun
bentuk-bentuk konflik atau pertentangan, antara lain :
1) Konflik
pribadi, yaitu konflik antar individu ditandai dengan rasa saling benci
terhadap pihak lawan.
2) Konflik
rasial, yaitu konflik yang terjadi karena adanya perbedaan ciri-ciri fisik
kebudayaan. Misalnya, pertentangan antara ras kulit putih dan ras kulit hitam
(negro).
3) Konflik
antar kelas sosial, yaitu konflik yang terjadi karena adanya perbedaan
kepentingan antar kelas sosial. Misalnya, konflik antara majikan dan buruh.
4) Konflik
internasional, pertentangan yang terjadi akibat perbedaan kepentingan antar
negara yang akhirnya menyangkut kedaulatan negara.
c. Akibat
yang timbul dari suatu pertentangan (konflik), antara lain :
1) Bertambahnya
solidaritas kelompok
2) Berubahnya
sikap atau kepribadian, baik yang mengarah kepada hal-hal yang bersifat positif
maupun negative
3) Terjadinya
perubahan sosial yang mengancam keutuhan kelompok
4) Jatuhnya
korban manusia, rusak dan hilangnya harta benda jika terjadi benturan fisik
5) Terjadinya
negosiasi diantara pihak-pihak yang bertikai.
6) Timbulnya
dominasi oleh alah satu pihak terhadap pihak lain.
d. Upaya
yang dilakukan untuk menanggulangi konflik, antara lain sebagai berikut :
1) Kompromi,
yaitu kedua belah pihak yang bertikai saling mengalah. Mereka saling memberi
dan menerima kebijakan tertentu tanpa adanya paksaan.
2) Toleransi,
yaitu sikap saling menghargai dan menghormati pendirian masing-masing pihak.
3) Konversi,
salah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain.
4) Coersion,
yaitu penyelesaian konflik melalui suatu proses yang dipaksakan.
5) Mediasi,
yaitu penyelesaian suatu konflik dengan mengundang pihak ketiga yang netral dan
berfungsi sebagai penasihat.
6) Arbitrase,
yaitu penyelesaian konflik melalui pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah
pihak yang bertikai.
7) Konsiliasi,
yaitu usaha untuk mempertemukan pihak-pihak yang bertikai dalam suatu
perundingan agar diperoleh persetujuan bersama.
8) Ajudikasi,
yaitu penyelesaian suatu konflik di pengadilan.
9) Segregasi,
yaitu upaya untuk saling memisahkan diri dan saling menghindar diantara
pihak-pihak yang bertikai dalam rangka mengurangi ketegangan dan menghilangkan
konflik.
10) Genjatan
senjata, yaitu penanggulangan konflik untuk jangka waktu tertentu sambil
mengupayakan terselenggarakannya upaya-upaya penyelesaian konflik.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Interaksi
Sosial adalah hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih, dan
masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif.
Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak
yang terlibat melainkan terjadi saling mempengaruhi. Pola interaksi sosial
terbagi menjadi 3, yaitu pola interaksi individu dengan individu, pola
interaksi individu dengan kelompok, dan pola interaksi kelompok dengan kelompok.
Adapun syarat terjadinya interaksi sosial harus adanya kontak sosial dan
komunikasi. Juga ada bentuk-bentuk dan proses interaksi sosial.
B. Saran
Diharapkan
para pembaca dapat memahami makalah kami dan juga dapat memberikan motivasi
untuk para pembaca agar lebih giat lagi membaca karena membaca adalah modal
dari seseorang menjadi sukses. Dan semoga makalah kami bermanfaat untuk pembaca
juga kami sebagai penulis makalah.
DAFTAR
PUSTAKA
Dewi
Wulansari. 2009. Sosiologi: Konsep Dan
Teori. Bandung: PT Refika Aditama.
Elly M. Setiadi. 2007. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar